Dosa dan Azab Meninggalkan Shalat

Selasa, 03 Januari 20120 komentar


 


Perkara shalat wajib bukan perkara main- main, karena perkara ini menyangkut akhirat, dimana shalat adalah hal pertama yang akan dihitung amalnya di hari kiamat. Orang yang telah sehat akal (WARAS) dan baligh sudah tentu wajib mengerjakan shalat. Nggak males- males. Karena kalau kita pikir, kita ibadah itu sudah enak. Sudah dicukupin lima waktu saja wajibnya, ketimbang dulu jika ingat zaman Rasulullah, ketika peristiwa Isra Mi’raj, Allah memerintahkan Nabi kita untuk mengerjakan shalat 500 rakaat sehari, tetapi akhirnya Allah menyerukan agar melakukan shalat 5 waktu dengan jumlah 17 rakaat sehari karena Allah tahu bahwa Nabi dan umatnya nggak tahu gimana harus membagi waktu kapan dia harus beribadah dan kapan dia harus bekerja dengan kewajiban yang begitu berat itu. Dan sekarang kita sudah diberikan kemudahan tetapi shalat malah bolong- bolong. Malah banyak yang blong ( gak shalat sama sekali). Inget, kawan! Orang yang shalat belum tentu masuk surga, apalagi yang nggak shalat. Nggak keitung deh, dosanya. Coba kita intropeksi sekarang!


1.      Siksa Dalam Dunia
*      Allah akan mengurangi keberkahan umurnya
-  Setiap orang sengaja ninggalin shalat satu kali aja, walaupun orang tersebut berumur sampai ratusan tahun, tetapi nggak ada gunanya. Umurnya yang panjang itu nggak akan diberkahi oleh Allah. Allah akan mengurangi keberkahan umurnya. Dan percuma donk, kalau kita ditakdirkan umur panjang tetapi nggak ada berkahnya. Otomatis apa yang sudah kita lakukan juga nggak ada berkahnya, to? Nah, lo.... mending nggak usah hidup. Ngabisin beras aja.
*      Allah akan mempersulit rejekinya.
-          Orang yang terus- terusan kerja atau melakukan hal- hal untuk kepentingan dunia, contoh: kerja siang malam, belajar siang malam, bermain siang malam. Tetapi dia sengaja melupakan shalat dan nggak mengerjakannya, maka Allah akan mempersulit rejekinya. Rejeki berupa penghasilan hidup istilahnya duit, nikmat kesehatan dan nikmat ilmu bagi kita yang masih pelajar, akan seret banget dapetnya. Dan dapat kita simpul, bagi kita pelajar, walaupun kita belajar siang malam, tetapi kita nggak akan memperoleh berkah jika kita malah meninggalkan shalat. Hayo, gimana tuh, tindakannya?
*      Allah akan menghilangkan cahaya shaleh dari wajahnya.
-          Bagi kita orang Islam, mendapat respek baik dari orang lain sebagai Islam adalah sebuah nikmat yang indah. Indah banget. Kita berasa bahwa  kita itu anak shaleh. Dalam hal ini Allah masih menunjukkan orang- orang di sekitar kita bahwa kita adalah orang Islam dan beriman kepada Islam. Allah masih menaburkan cahaya shaleh kepada kita. Tetapi jika kita sengaja dan terus- terusan meninggalkan shalat wajib yang notabene adalah konsumsi harian umat Islam, istilahnya adalah makanan harian kita, maka Allah akan menghapuskan cahaya shaleh dari wajah kita, bahkan Allah akan membuat orang- orang di sekitar kita nggak percaya kalau kita ternyata Islam. Istilahnya “sampeyan Islam???”. Atau mungkin Allah malah bikin wajah kita kayak setan bukan kayak orang lagi. He...
*      Tidak akan mempunyai tempat dalam Islam.
-          Perlu intropeksi dalam hal ini. Kita sebagai orang Islam tetapi kita nggak diakui sebagai orang Islam, apakah kita nggak tersinggung? Contoh: di sebuah acara, pada waktu shalat maka orang ISLAM ( tulisannya besar loh, ini), pasti cepet- cepet minta izin untuk pergi shalat. Tetapi orang yang nggak shalat, orang lain pun nggak akan peduli apakah dia Islam atau bukan. Orang pun nggak akan mengakui orang tersebut ke dalam perkumpulan tersebut sebagai orang Islam dan bahkan kita dianggap sebagai orang non-Islam. Mau nggak? Kalo mau silakan aja... ups, malah nyaranin... maaf.
*      Semua kebaikan tidak akan mendapat pahala.
-          Sudah berbuat baik banyak, gak guna? Ngok! Sudah melakukan kebaikan yang dalam pikiran kita bahwa kita akan masuk surga dengan kebaikan ini, tetapi kebaikan itu hilang cuma karena kita nggak shalat? Haduh, kayaknya apa yang kita lakukan dengan ngoyo tapi nggak dapet pahala seuprit pun karena kita nggak shalat. Mending jadi orang jahat to? Sama- sama nggak dapet pahala. Selesai! Tapi nggak mungkin kan Islam itu melakukan kejahatan. Islam itu sudah berkahi oleh Allah sebagai agama yang penuh kebaikan seperti yang dijelaskan di surah Al- Maidah ayat 3 yang artinya:
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.
 Otomatis orang- orang yang melakukan kejahatan termasuk meninggalkan shalat berarti bukan Islam.
*      Allah tidak akan mengabulkan doanya.
-          Perkara sulit! Berarti Allah benar- benar tidak akan peduli kepada kita. Coba kita pikir, orang tua kita jika kita minta sesuatu nggak dikasih pasti kita ngambek, marah, apalagi Allah yang merupakan Pencipta kita. Coba seandainya kita minta sesuatu  yang benar- benar kita inginkan misalkan “ ya Allah, izinkan aku menjadi pemenang dalam lomba itu” tetapi ternyata Allah  tidak mengabulkan doa itu dengan cara kamu melakukan kesalahan dalam lomba itu. Gimana mau menang jika kita hanya minta tetapi tidak mau mengerjakan shalat. Istilahnya kita ini nggak tahu malu. Selalu minta tetapi nggak mau bersyukur apa yang sudah diberikan Allah kepada kita. Seharusnya kita ini lebih dekat kepada Allah dengan cara shalat agar apa yang kita inginkan itu bisa terkabul. Seperti janji Allah di surah Al-Maidah ayat 45 yang artinya gini nih..
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
Tips nih...

2.      Siksa saat sakaratul maut
*      Menghadapi sakaratul dalam keadaan hina
-          Sungguh malang sekali orang yang meninggal dalam keadaan hina. Misal: meninggal, lagi di kamar mandi tuh, nggak berpakaian. Terus meninggal dengan keadaan tubuh hancur akibat kecelakaan, nggak dikenali lagi. Apalagi meninggal dengan keadaan berzina. Habislah! Manusia dalam keadaan itu sudah nggak  ada guna lagi karena semasa hidupnya, ia sengaja untuk nggak shalat. Ia sengaja mementingkan kesenangan dunia ketimbang shalat yang paling- paling cuma lima menit. Dan Allah pun akan menyepelekannya dengan cara membuat orang yang sengaja nggak shalat itu meninggal dalam keadaan hina dan memperlihatkannya kepada orang lain.
*      Meninggal dengan keadaan sangat lapar dan haus
-          Dalam sebuah hadist, Rasullulah pernah menceritakan keadaan seorang yang sedang dalam keadaan sakaratul maut. Orang sakaratul maut itu nyawanya tertahan sampai tenggorokan. Panas dan kering. Orang itu akan merasa sangat haus. Orang itu pun dihadapkan dalam dua pilihan. Malaikat pencabut nyawa yang menunggu orang itu untuk melantunkan syahadat atau setan yang berwujud sebagai penolong yang membawakannya segelas air? Satu kepastiannya. Jika orang itu nggak beriman dan dalam hidupnya ia sengaja ninggalin shalat, pasti dia akan milih setan sebagai temen dia masuk neraka, karena orang itu pasti nggak terbiasa baca syahadat saat shalat dan ia pun nggak bisa nahan rasa haus yang mencekik lehernya. Nah, lo...pilih mana?

3.      Siksa Kubur
*      Kuburannya sangat sempit dan gelap
-          Kalau anak kecil ngatain orang pelit, “ orang pelit kuburannya sempit.”. Sekarang pepatahnya lain, “ Orang nggak shalat kuburannya tambah sempit”. Haduh, jika peristirahatan terakhir kita, kamar terakhir kita, rumah terakhir kita, sempit. Kita disesakkan tanah seakan- akan kita ini nggak diakui sama bumi kalau kita sudah meninggal. Pengennya bumi tubuh kita ini hancur nggak ada bekasnya. Bagaimana kita tenang menunggu hari kiamat yang kita nggak tahu kapan akan datang. Apalagi kuburan kita gelap. Nggak ada cahaya yang menemani alam penantian kita. Mesti tak sanggup kita bayangkan betapa takutnya kita. Wong jerit malam ditakut- takutin pocong- pocongan aja kita masih jerit- jerit. Apalagi besok kita di dalam kubur kita? Kita yang jadi pocong dan temen kita adalah kegelapan. Kecuali orang- orang yang membiasakan membaca Al- Qur’an, karena hanya Al-Qur’an yang bisa menjadi penerang dalam kubur kita, seperti janji dalam ayat 52 surah Asy Syuura yang artinya :
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
 Tapi nggak mungkin bagi orang yang ninggalin shalat. Orang nggak pernah shalat, apalagi baca Al- Qur’an? Ya, nggak?
*      Kita akan disiksa sampai hari kiamat
-          Disiksa. Katanya jelas banget. Jika kita denger berita di TV, banyak TKI disiksa diluar  negeri. TV heboh bukan main. Semua channel TV, mengutuk aksi penyiksaan atas manusia lainnya. Di sini kebanyakan kita nggak mengambil pelajaran. Andaikan kita yang disiksa. Apa yang akan kita rasakan? Apalagi kita disiksa di alam kubur. Di alam yang seharusnya tenang tetapi kita disiksa berulang kali bahkan terus- menerus. Tubuh kita hancur lebur lalu menyatu lagi kemudian dihancurkan lagi. Begitu terus- menerus sampai kiamat yang kepastiannya kita nggak tahu. Dan saat disiksa itu kita dikasih film tentang neraka, siang malam, seperti arti ayat 46 surah Al-Mukmin yang bunyinya begini:
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras."
 Coba kita bayangkan betapa sakitnya disiksa itu. Orang ditinju orang aja kita pengen nangis atau balas tinjuan itu, apalagi dihancurkan tubuhnya, remuk tulangnya dan kita nggak bisa nolak. Coba tuh mulai dipikirkan!

4.      Siksa di alam akhirat
*      Tangan kita akan dibelenggu malaikat
-          Saat di padang Mahsyar, kita menunggu giliran untuk dihisab amalnya. Tetapi banyak orang yang diberogol tangannya sama malaikat sebagai akibat dari kesengajaannya meninggalkan shalat. Coba kita pikir, kita diberogol orang aja, kita coba memberontak. Apalagi diberogol sama malaikat? Kita nggak tahu wujud malaikat itu, kita nggak tahu berapa yang berogol kita. Entah 1000 malaikat atau berapa yang akan berogol tangan kita. Kita nggak bisa nolak, bahkan kita bisa langsung masuk neraka tanpa hisab karena dosa kita meninggalkan shalat. Nah, cuma- cuma berarti apa yang sudah kita lakukan untuk bekal akhirat. Malang...
*      Allah tidak akan memandangnya dengan kasih sayang
-          Boro- boro kasih sayang. Bahkan Allah mungkin saja nggak akan memandangnya sama sekali. Coba pikir! Andaikan kita nggak dilihat sama orang yang kita suka, atau pacar, kita saja mungkin nangis darah. Lebay! Mungkin kita hancur hatinya. Apalagi tidak dipandang Allah. Allah yang menciptakan kita, memberikan nikmat kepada kita untuk menjajal hidup didunia yang Dia ciptakan. Dan kita tidak bisa bertemu dengannya. Sakit nggak? Nggak sakit bagi orang yang nggak beriman. Nggak sakit bagi orang yang nggak mau sadar dan malah doyan melakukan maksiat. Nggak sakit, kok! Nggak sakit! Paling- paling langsung dicemplungin ke Jahanam.
Seperti arti ayat 121 surah An-Nisa yang bunyinya begini:
Mereka itu tempatnya Jahannam dan mereka tidak memperoleh tempat lari dari padanya.
*      Allah tidak akan mengampunkan dosa- dosanya dan dia diazab sangat pedih.
-          Nggak diampuni, diazab pula. Ngok! Seperti bunyi ayat 48 surah Al- Baqarah yang kayak gini:
Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa'at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.
Kita tetap akan dihisab dengan amal keburukan kita, dan amal shalat yang seharusnya menolong kita tetapi percuma karena nggak shalat. Dan siap- siap aja kita terjun bebas ke neraka. Naudzubillah min dzalik. Nggak ada pikiran kan di otak kita jika kita masuk neraka, coba baca arti ayat 72 surah al-An’am ini:
 Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.
Miris kalau dibayangkan. Bahkan otak kita pun nggak nyampe sama apa yang telah dipersiapkan Allah untuk kita jika kita mau masuk neraka saja. Al-Qur’an berulang kali cerita bagaimana keadaan neraka. Panasnya 70 juta kali panas matahari yang panasnya 15 juta derajat celcius. Kita minum air panas bahkan nanah yang mendidih, yang merontokkan tubuh kita sendiri. Kita makan buah duri Zaqqum yang panasnya seperti besi yang dilelehkan, yang melelehkan tubuh kita. Kita nggak bisa nolak karna keadaan di neraka, kita kehausan, kelaparan, penuh jeritan, dan yang pasti kepanasan. Kita dihancurkan, disatukan lagi, dihancurkan lagi, sampai kapan entah kita tidak tahu. Nggak takut kita sekarang. Terus- terusan aja ninggalin shalat. Tetapi neraka itu siap- siap menunggu kita, kok. Kalau yang mau! Kalau aku sih nggak.

DOSA- DOSA MENINGGALKAN SHALAT
-          Shubuh: meninggalkan shalat subuh satu kali saja, akan dimasukkan neraka selama 30 tahun akhirat atau mungkin sekitar 60 ribu tahun dunia.
-          Dzuhur: meninggalkan shalat dzuhur satu kali saja, sama saja membunuh 1000 orang Islam. Sama saja kita ini pembunuh atau teroris. Mau dikatain teroris?
-          Ashar: meninggalkan shalat ashar satu kali saja, sama saja meruntuhkan ka’bah. Nggak tahu malu banget. Sempet Abrahah yang mau menghancurkan Ka’bah aja, malah hancur, ini kita orang Islam dengan tega menghancurkan kiblat kita sendiri. Nggak tahu diri. Bukan Islam.
-          Maghrib: sama saja berzina dengan orang tua. Wah, perkara berat nih. Menyangkut orang tua. Apa kita mau masukkin orang tua kita ke dalam neraka?
-          Isya: Allah nggak akan meridhoi kita hidup di bumi, makan dan minum serta nikmat-Nya. Nggak usah hidup aja. Selesai!

Perkara shalat memang perkara serius kerena kewajiban inilah yang akan ditanyai pertama kali di hari kiamat. Kita nggak shalat, sengaja pula, kita terus mau jawab apa? Inget! Di hari kiamat mulut kita dikunci. Yang jawab anggota badan kita yang menyaksikan apa yang telah kita lakukan di dunia. Apa yang kita lakukan kita, kenapa nggak shalat. Kalau misalnya kita nggak shalat karena kita main, si kaki jawab,” Ya Allah, saya pergi main, saya tidak shalat”. Terus begitu. Anggota badan lain berebut jadi saksi dan kita nggak bisa cegah mereka untuk diam karena Allah pun tahu apa yang kita perbuat.
Shalat, shalat, shalat, terus shalat aja yang jadi perkara paling mudah untuk ditinggalkan. Nggak shalat masih aja wajah sumringah tanpa dosa. Padahal malaikat udah ganti kitab berapa kali aja untuk catet berapa kali kita nggak shalat. Inget! Malaikat itu dekatnya dengan kita itu seperti di antara hidung dan nafas kita atau lebih dekat dari urat- urat leher kita. Apa kita nggak malu atas semua hal yang telah kita lakukan yang kebanyakan baunya dosa, ditonton setiap saat sama malaikat?  
Berpikirlah sejenak dari sekarang, kita hidup di dunia ibarat nonton liputan 6 terkini, paling cuma satu berita, selesai. Kita ibarat numpang minum, terus balik lagi ke arah tujuan. Dan pertanyaan kita, tujuan kita apa? Seneng- seneng di dunia kah? Atau mau seneng- seneng di akhirat?
Mari kita sama- sama berpikir kayak orang dewasa, jangan berpikiran, “ ah, saya masih muda, umur saya masih 50 tahun lagi. Nanti aja shalatnya. Kalau udah tua.”
Kolot bener  kan otak kita. Dengan sok, berarti kita seperti yang buat takdir itu sendiri. Nah, kalau memang kita umurnya panjang. Kalau kita besok mati? Nanti malam mati? Atau bahkan malaikat Izroil sudah ngincer kita sejak tadi? Tiba- tiba kamu kesandung mati, atau batuk tiba- tiba pingsan, mati. Kita nggak akan tahu apa yang telah ditetapkan. Ya kalau kita ditakdirkan misal mati pukul 06.30.22, ya kita mati saat itu juga tanpa ada tundaan walaupun kita sedang di kamar mandi pun saat jam itu.
Nggak ada yang jamin sama sekali, kapan kita akan kembali ke rumah kita yang terakhir. Jadi mulai sekarang, kita sama- sama untuk memperbaiki semua dosa yang telah kita lakukan, apalagi dosa meninggalkan shalat. Kita pelan- pelan untuk istiqomah dalam mengerjakan shalat lima waktu. Nggak berat kok, niat! Ikhlasun niat! Ikhlas!  Dan kita coba untuk membangun rumah yang luas di kubur kita nanti.
Bukan besok. Bukan nanti kalau kita besar. Bukan nanti kalau kita tua. Tapi sekarang. Dengan penuh kesadaran kita ambil air wudhu dan shalat. Bukan karena shalat kita di absen. Bukan karena biar dikira alim. Bukan karena biar dilihat pacarnya. Atau bagaimana. Tapi kita shalat untuk diri kita saat kita nanti mati.
Inget! Orang yang pintar bukan anak ranking satu, orang kaya, terkenal, atau superstar, tetapi orang yang pintar adalah orang yang inget mati dan orang yang mempersiapkan kematiannya.
Mari, pelan- pelan tapi istiqomah! Shalat, shalat, shalat, shalat, shalat, shalat dan shalat!

Di sini saya bukan bermaksud untuk menggurui, bukan ingin dikira alim, tetapi kita sama- sama belajar. Sama- sama menyadari akan pentingnya shalat dalam kehidupan kita, karena saya melihat perkara shalat di sini, masih banyak yang terbujuk paksaan. Bukan datang dari kesadaran nurani.
Saya menulis untuk dibaca, dan untuk diambil manfaatnya. Dan saya yakin, hanya orang- orang Islam yang sadar, yang akan mengambil manfaat. Sisanya adalah orang- orang yang mencoba bermain- main dengan Allah. Orang- orang yang akan bermain- main dengan siksa Allah. Naudzubillah...

Kritik, saran, sanggahan, protes, hinaan, sindiran, cari saja yang nulis artikel ini.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Sainun Blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger