SENI PEMBELAJARAN BERBASIS IT: Powerpoint Sederhana, Tawarkan Solusi Cerdas

Senin, 26 Maret 20122komentar


Suasana Belajar Berbasis IT
                Apakah kita sering melihat sebuah kelas yang di dalamnya siswa dan guru saling berinteraksi dengan aktif? Apakah kita juga melihat guru dengan leluasa meladeni pertanyaan siswa tanpa harus menulisnya terlebih dahulu di papan tulis lalu menjelaskannya dengan susah payah? Atau lebih dekatnya, apakah kita melihat sebuah layar terpajang di depan kelas yang isinya sebuah materi pembelajaran dan guru tinggal “klik” untuk mengganti materi yang lain?
                Mungkin sketsa pembelajaran di atas banyak muncul- muncul di sekolah- sekolah yang fasilitas sekolahnya bagus  yang banyak terdapat di perkotaan. Metode pembelajaran yang menuntut sumberdaya manusia ( dalam hal ini, tenaga pendidik) harus berpikir kreatif bagaimana membangun sebuah kelas yang terkesan hi-tech ( teknologi tinggi) padahal hanya menggunakan slide powerpoint sederhana lalu diproyeksikan menggunakan LCD Proyektor. Siswa pun mulai menegakkan tubuh dan memperhatikan guru yang asyik menjelaskan sehingga timbul pembelajaran yang aktif interaktif. Selanjutnya, proses pembelajaran pun akan berjalan mulus dan seni pembelajaran yang diterapkan pun mujarab untuk digunakan.
  Media Powerpoint memang bukan hal yang baru lagi, karena perangkat lunak ini sudah ada sejak tahun 1987 ( untuk sistem operasi Macintosh) dan tenar sejak kemunculannya  dalam operasi Windows pada tahun 1990 dalam paket Microsoft Office System. Media Powerpoint berperan sebagai perangkat lunak pengolah presentasi yang dapat menampung berbagai file type seperti objek teks, gambar, musik, video dan berbagai objek lainnya. Berbagai objek tersebut diletakkan dalam sebuah halaman- halaman yang terpisah yang disebut dengan “slide”. Setiap slide dapat dicetak atau ditampilkan dalam layar menggunakan LCD Proyektor dan dapat dinavigasikan sesuka hati sang presenter ( dalam hal ini: guru). Semua pergerakan dan animasi pun dapat diatur dalam media Powerpoint, sehingga sang guru dapat mengemas pembelajaran yang menarik dan membuang kesan “membosankan”.             
                Dalam dunia pendidikan, di mana guru dituntut berfikir kreatif untuk menyampaikan ilmu kepada murid- muridnya, harus menggunakan seni yang indah agar para murid terkesan bahkan langsung tertarik lebih dalam untuk belajar. Seni yang digunakan tidak usah terlalu rumit dan jangan bertele- tele tetapi cukup dengan media Powerpoint yang dikemas secara sederhana.
 Di sini terdapat berbagai keunggulan yang ditawarkan kepada guru yang memanfaatkan media ini yaitu:
Contoh Slide Powerpoint
        a.       . Para pengajar dengan mudah menyampaikan materi melalui slide yang diproyeksikan melalui LCD Proyektor.
        b.       Seni pembelajaran siswa tidak terkesan monoton sehingga menciptakan konsep “ Guru aktif, Siswa pun aktif”, di mana ada interaksi dalam proses belajar mengajar.
       c.       Guru dapat memberikan peluang kepada siswa untuk mengekspresikan gagasan secara terbuka tanpa terhambat kesibukan guru di depan papan tulis
D. Memudahkan guru untuk meladeni murid tanpa terhambat oleh keharusan menulis materi di depan kelas serta dapat berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
e.     . Dapat melatih kepekaan siswa yang beragam, sekaligus menghargai prestasi, imajinasi dan keunikan individu siswa yang kadang terhambat pada metode pembelajaran konvensional.
F. Mampu menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar melalui pengakomodasian minat dan kreativitas siswa secara mudah.
Berbagai keunggulan di atas tidak luput dengan kekurangan. Kekurangan di sini tidak muncul atas dasar media tersebut tetapi atas dasar pengguna yang menggunakan media Powerpoint. Kekurangan- kekurangan tersebut di antaranya adalah:
a.       Kebanyakan guru terlalu bergantung dengan media ini. Sebuah slide dan LCD Proyektor. Guru menjadi malas untuk menjabarkan materi, apalagi yang menyangkut teori hitungan, sehingga siswa malah kurang menangkap pelajaran.
b.      Banyak guru kurang mengolah materi yang dibawakan. Terkadang banyak hasil Copy-Paste sehingga murid terkadang tidak mampu memadukan materi yang ia baca di slide dengan apa yang dibawakan guru.
c.       Jika guru yang bersangkutan tidak memiliki keterampilan dasar untuk menggunakan media ini, banyak yang disajikan secara asal- asalan dan terkesan buyar.

Penjabaran- penjabaran di atas merupakan dampak positif dan negatif yang disajikan media Powerpoint sebagai media pembelajaran interaktif sederhana. Namun jika seorang pengajar memiliki tingkat konsisten yang tinggi, maka berbagai upaya dapat dilakukan untuk menekan dampak buruk yang terjadi. Dan untuk mewujudkan sebuah metode pembelajaran yang cerdas baik cerdas pengajar maupun cerdas siswa, maka hal signifikan yang harus tercukupi adalah fasilitas yang memadai. Fasilitas yang disediakan oleh instansi pendidikan harus memenuhi tercapainya seni pembelajaran tersebut. Jika seni pembelajaran yang digunakan itu adalah e- learning, maka sekolah harus mampu membuat program untuk hal tersebut, namun jika sekolah hanya mampu menuntut pembelajaran sederhana yang interaktif, maka LCD Proyektor dan prasarana guru seperti komputer atau laptop harus terpenuhi.
Jika semua fasilitas yang dibutuhkan telah masuk dalam kata “memadai”, maka hal selanjutnya adalah melakukan pelatihan kepada guru agar memiliki kemampuan dasar untuk mengolah materi pembelajaran melalui perangkat lunak( dalam hal ini:Powerpoint). Guru harus mampu berkembang sendiri secar kreatif agar fasilitas yang disediakan dapat digunakan secara maksimal sehingga kebutuhan siswa akan materi pembelajaran dapat terpenuhi melalui jalan yang menarik dan mudah dipahami.
Setelah fasilitas dan kemampuan guru terpenuhi, maka tinggal bagaimana seni itu dijalankan. Dibutuhkan guru yang bertindak sebagai komunikator yang ulung dalam menerapkan metode ini, sehingga para peserta didik tidak susah untuk memahami materi yang dibawakan. Guru pun harus bertindak lebih agresif untuk menarik minat siswa ke dalam proses belajar. Dengan cara ini maka seni pembelajaran berbasis IT dengan media Powerpoint sederhana itu dapat dijalankan secara mudah.  Ke depannya, dengan menggunakan metode ini, siswa bukan saja yang berperan sebagai pihak kedua, tetapi siswalah yang menjadi pihak pertama yang dapat berperan sebagai guru dan murid, sehingga para siswa- siswa dengan kemampuan ulung dapat tercipta. Dari harapan ini, dapat kita lihat, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan konsultan tanpa harus menggeser kedudukan guru tersebut. Sekarang, mari, bangkitkan pendidikan yang cerdas dan interaktif!
Share this article :

+ komentar + 2 komentar

2 September 2012 pukul 02.20

pertamaxs

4 Februari 2014 pukul 19.53

bagus pak..

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Sainun Blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger